TIMES MOJOKERTO, MOJOKERTO – Pandemi Covid-19 yang telah melanda dunia sejak awal tahun 2020 telah memberikan dampak yang luar biasa. Selain bidang kesehatan juga bidang sosial dan ekonomi. Konsekuensi social distancing untuk mengurangi penyebaran covid-19, bahkan kebijakan PPKM, menjadi penyebab runtuhnya perekonomian Kota Mojokerto.
Hal ini ditunjukkan dengan perkembangan angka pertumbuhan ekonomi di Kota Mojokerto yang tertuang dalam rilis resmi Bada Pusat Statistik (BPS) Kota Mojokerto tentang PDRB. Pada tahun 2018 angka pertumbuhan ekonomi Kota Mojokerto mencapai 5,8%. Pada tahun 2019 turun menjadi 5,75%. Tahun 2020 terkontraksi menjadi -3,69%.
Kepala Diskopukmperindag Kota Mojokerto, Ani Wijaya menyampaikan bahwa salah satu sektor penyumbang PDRB terbesar di Kota Mojokerto adalah bidang perdagangan dan jasa. Maka UMKM sebagai pelaku utama sektor tersebut menjadi sangat terdampak.
"Dengan luas hanya 20,21 km, PDRB utama dari bidang perdagangan dan jasa, serta tanpa Sumber Daya Alam yang memadai, maka UMKM adalah sektor yang paling terdampak di Kota Mojokerto," ungkap Ani Wijaya kepada TIMES Indonesia, Senin (6/12/2021).
Hal ini termanifestasi dalam kebijakan Wali Kota Mojokerto untuk melaksanakan inkubasi wirausaha dalam bentuk pelatihan, pembinaan, serta pendampingan berkelanjutan.
Program ini berawal dari jumlah penerima bantuan sosial yang tercatat sebanyak 28.628 KK dari 45.500 KK. Wali Kota berinisiatif untuk menggagas kemandirian ekonomi. Pada tahun 2020 dilakukan pendataan terhadap Keluarga Penerima Manfaat.
"Didapati 8.303 KK yang bersedia diinkubasi, 6.303 KK diantara nya berminat mengikuti pembinaan dalam 21 jenis bidang kewirausahaan yang diampu oleh Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan," jelas Ani Wijaya.
Berdasarkan data yang telah dihimpun tersebut, setidaknya 4.303 KK yang berhasil diakomodir. Hal ini dikarenakan keterbatasan anggaran.
"Karena terbatasnya anggaran hanya 4.303 KK yang bisa diakomodir dalam inkubasi wirausaha pada tahun 2021. Kini setelah melalui 4P yaitu Pelatihan, Pendampingan, Pemberian Bantuan Sarpras serta Pembentukan Koperasi Inkubasi Wirausaha selama hampir 1 tahun. Maka lahirlah 1.890 Wirausaha Pemula yang telah lulus dari Akademi Inkubasi Wirausaha Diskopukmperindag," jelas Ani.
"Tahapan selanjutnya adalah menjembatani promosi, pemasaran dan pengembangan produk agar Wirausaha Pemula ini bisa berkembang menjadi UMKM yang berdaya saing dan mandiri," sambung Ani memungkasi.
Kota Mojokerto akan menggelar Expo UMKM hasil inkubasi wirausaha yang digelar di Atrium Sunrise Mall, Kota Mojokerto. Agenda ini digelar dengan tujuan untuk mempromosikan produk-produk UMKM Kota Mojokerto. Expo UMKM ini akan dihadiri oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Teten Masduki dan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Expo akan digelar 2 hari pada tanggal 7-9 Desember 2021. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Expo UMKM Kota Mojokerto 7-9 Desember, Optimisme Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Pewarta | : Thaoqid Nur Hidayat |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |